Masalah Pada Anak

Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi belakangan ini, khususnya di bidang teknologi akan berpengaruh pada perkembangan anak. Khususnya pada anak-anak usia sekolah yang nantinya akan berpengaruh juga pada perkembangan Negara mengingat anak adalah asset yang paling berharga bagi Negara sebagai generasi penerus bangsa.

Pemerintah Indonesia tampaknya masih kurang begitu memperhatikan tentang keadaan anak-anak Indonesia yang sekarang ini mengalami banyak sekali problema akibat pengaruh budaya asing dan teknologi canggih yang tidak tersaring dengan baik, seperti pergaulan bebas, VCD porno dan lain-lain yang sekarang ini bukan hanya beredar di kalangan anak-anak remaja saja, tetapi juga sudah beredar pula di kalangan anak usia TK. Kondisi semacam ini sangat memprihatinkan, karena bila generasi penerus bangsa telah rusak, maka rusak pula bangsa ini. Oleh karena itu, kita sebagai para pendidik sadar betul betapa pentingnya pendidikan moral bagi anak. Dengan menanamkan nilai-nilai moral sejak dini, maka akan membantu mengurangi pergeseran nilai moral yang terjadi belakangan ini.

1. Jenis –Jenis Permasalahan Anak

Setiap anak memiliki permasalahan yang berbeda-bada dan sangat kompleks. Permasalahan tersebut bias mengakibatkan perubahan kepribadian anak yang cenderung menjadi lebih agresif, pendiam/pemurung, periang/suka humor dan lain-lain.

Anak hiperaktif biasanya paling sulit diatur karena cenderung ugal-ugalan. Dia lebih suka aktivitas fisik yang tidak terkontrol. Anak seperti ini biasanya lebih suka mengganggu anak-anak lain yang secara otomatis akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak-anak lain.

Anak yang pendiam/pemurung biasanya lebih suka menyendiri dan merasa malas untuk bergabung dengan teman-teman yang lain karena anak tipe ini memang tampak membosankan dan kurang pandai mengambil hati teman-temannya. Apa yang dilakukannya selalu serba salah karena biasanya dia memiliki perasaan takut yang berlebihan terhadap sekelilingnya akibat rasa kurang percaya dirinya.

Anak yang periang/humoris biasanya paling disukai anak-anak lain. Anak seperti ini memiliki banyak teman dan pandai bergaul. Dia cenderung suka berkomunikasi dengan teman-teman yang lain sehingga dapat menimbulkan pengaruh bagi sekitarnya.

2. Faktor – Faktor Penyebab Permasalahan pada Anak

Faktor yang menjadi penyebab permasalahan anak berbeda-beda tergantung dari situasi dan kondisi yang dimiliki anak tersebut. Sebagian besar anak hiperaktif/agresif dilahirkan dari keluarga yang kurang harmonis (broken home). Pada dasarnya, seorang anak akan cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orangtuannya. Apabila orangtuanya bermasalah, maka akan berpengaruh juga pada kejiwaan sang anak yang dapat menimbulkan stimulasi negatif pada perilakunya. Anak hiperaktif/agresif belum tentu buruk, justru anak yang agresif adalah anak yang aktif karena dia cenderung melakukan aktivitas yang banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran. Tergantung bagaimana cara kita menyalurkan ke arah yang positif yang sesuai dengan kondisi sang anak. Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, anak-anak menjadi agresif bukan hanya karena pengaruh keluarga/lingkungan saja, tetapi juga karena pengaruh makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dapat menjadikan anak agresif dewasa ini adalah makanan yang mengandung unsur kimia/bahan pengawet yang dapat merusak susunan syaraf otak, membuat cara berpikir anak menjadi lemah dan bahkan dapat menjadi idiot.
Anak yang pendiam/pemurung juga banyak dipengaruhi oleh faktor keluarga, karena keluarga otoriter pada anak, selalu bertindak kasar dan suka merendahkan anak akan membuat diri anak tersebut menjadi kurang percaya diri/minder. Untuk membangkitkan rasa percaya dirinya membutuhkan dukungan dan dorongan yang besar dari lingkungan sekitarnya. Selain faktor keluarga, yang membuat anak menjadi kurang percaya diri adalah faktor fisik. Si anak yang memiliki banyak kekurangan bila dibandingkan dengan teman-teman yang lain akan berpengaruh besar pada perkembangan kepribadiannya, apalagi kalau anak tersebut tidak mendapatkan dukungan baik dari keluarga ataupun lingkungan.

Anak yang periang/humoris biasanya tidak terlalu bermasalah karena dia cenderung periang dan suka humor. Biarpun anak tersebut bermasalah, anak tersebut bisa mengatasinya sendiri tanpa perlu dukungan yang berarti karena anak tersebut mudah diterima oleh lingkungan dan teman-temannya.

Masalah yang paling pelik yang terjadi pada anak adalah pengaruh budaya asing, pergaulan bebas dan pornografi. Hal tersebut mengakibatkan anak Indonesia lupa terhadap kebudayaan bangsa sendiri akibat arus globalisasi yang semakin meningkat. Anak-anak bisa melihat kebudayaan asing melalui televisi, internet serta gambar-gambar yang banyak beredar di pasaran yang kemudian langsung ditiru oleh anak tersebut dimulai dari cara berpakaian, bersikap/bertingkah laku tanpa tahu sisi positif dan negatifnya. Bahkan yang lebih parah lagi, adalah masalah pergaulan bebas yang sudah masuk di lingkungan anak. Hal ini bisa disebabkan karena melihat VCD porno, internet atau video-video mesum yang sekarang ini sedang marak. Apabila orangtua kurang kontrol dan perhatian terhadap anak, maka maka akan berakibat buruk terhadap moral anak tersebut. Karena sekarang ini, pornografi tidak hanya bisa dinikmati oleh anak-anak remaja saja, tetapi anak kecilpun bisa dengan adanya teknologi yang semakin maju.

3. Cara Mengatasi Permasalahan pada Anak

Lingkungan hidup yang pertama kali dikenal oleh anak adalah lingkungan keluarga. Jadi, untuk mengatasi permasalahan pada anak, introspeksi diri sendiri sebagai orangtua anak adalah sangat penting. Dengan memberikan pendidikan moral pada anak dan memberikan contoh yang baik kepada anak, baik cara bergaul, bersikap ataupun beretika kepada sesama akan berpengaruh besar pada kepribadian sang anak. Tetapi, cara yang paling baik adalah dengan memberikan pendidikan agama yang cukup. Karena agama telah memberikan pengaturan dengan sempurna tentang semua permasalahan yang terjadi di dunia dan seisinya. Adapun cara mendidik anak, telah dicontohkan dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19, antara lain sebagai berikut:
  1. Mengajarkan anak supaya tidak menyekutukan Allah
  2. Berbuat baik kepada kedua orangtuanya
  3. Mendirikan shalat
  4. Amar ma’ruf nahi munkar
  5. Bersabar
  6. Jangan menyombongkan diri/angkuh.

Jadi, sebelum anak mendapat pendidikan yang lain, berilah anak pendidikan moral yang baik terlebih dahulu sehingga anak akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dapat mengetahui nilai-nilai kebaikan dan keburukan yang ada di sekitarnya.


Oleh : Mei Sari’ah
TK RA Miftahul Jannah
Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas 53195

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Print